Kamis, 19 Maret 2015

Perekonomian Indonesia

1.   Analisis penerapan sistem ekonomi dualisme sosialis, pancasila dan ekonomi kerakyatan di Indonesia
Kita makin menyadari bahwa keterbatasan yang dihadapi manusia tidak hanya bersifat individu, melainkan juga bersifat kolektif. Kemampuan melakukan koordinasi ini mengindikasi kemampuan manusia menyusun sistem-sistem ekonomi. Hanya saja, kemampuan yang dicapai manusia dalam membangun sistem ekonomi belum sempurna. Itulah sebabnya, mengapa dunia berkali-kali menghadapi masalah-masalah ekonomi yang berat, terutama resesi dan depresi ekonomi.
Sistem ekonomi adalah suatu bentuk organisasi ekonomi yang mengatur cara-cara memecahkan berbagai masalah ekonomi yang dihadapi sehingga tercapai kesejahteraan dan kemakmuran. Sistem ekonomi yang dianut oleh sekelompok masyarakat tergantung pada paham atau ideologi yang dianut suatu negara. Ada negara yang menganut paham liberal (liberalisme), sosialis (sosialisme), komunis (komunisme), atau campuran dari paham liberal dan sosialis.
Dasar negara menyatakan bahwa sistem ekonomi yang dikonsepkan adalah Ekonomi Kerakyatan (ekonomi yang dikuasi oleh rakyat), tetapi kenyataannya aktivitas ekonomi yang berlangsung saat ini mencerminkan Sistem Ekonomi Kapitalis, sehingga saat ini yang terjadi adalah dualisme ekonomi. Dualisme ekonomi mengacu pada pemikiran J.H. Boeke yang menggambarkan adanya dua keadaan yang amat berbeda dalam suatu masyarakat, yang  hidup dan berdampingan. Keadaan pertama bersifat ‘superior’ sedangkan yang lainnya bersifat ‘inferior’. Dualisme ekonomi di Indonesia tidak hanya mewujud sebagai akibat perbedaan taraf pengembangan teknologi, melainkan tampak sebagai perbedaan konsep nilai (falsafah), ideologi, dan sos-bud, yang mempengaruhi bekerjanya sistem ekonomi.
Jika sistem kapitalis sangat percaya bahwa kemakmuran bersama harus dibangun diatas fondasi kemakmuran individu, sistem sosialis berpandangan sebaliknya. Kemakmuran individu hanya mungkin tercapai bila berfondasikan kemakmuran bersama. Konsekuensinya, penguasaan individu atas aset-aset ekonomi atau faktor-faktor ekonomi harus ditekan sesedikit mungkin. Itulah sebabnya, dalam masyarakat sosialis sebagai besar kepemilikan merupakan kepemilikan sosial (sosial property).
Sistem ekonomi yang terkait dengan ideologi, sistem nilai dan sosial-budaya yang khas Indonesia, berpijak pada kombinasi antara gagasan-gagasan normatif dan fakta-fakta empirik yang dirumuskan dalam Pancasila, Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal ekonomi.
Ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi yang mengacu pada sila-sila Pancasila, yang terwujud dalam lima landasan ekonomi, yaitu ekonomi moralistik, kemanusiaan, nasionalisme ekonomi, demokrasi ekonomi, dan diarahkan untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Istilah ekonomi ini muncul akibat ketidakpuasan terhadap perekonimian nasional yang bias kepada unit-unit besar. Oleh karena itu ekonomi rakyat lebih merujuk pada ekonomi sebagian besar rakyatnya yang tergolong ekonomi lemah, bercirikan subsistem (tradisional) dengan modal dan tenaga kerja keluarga serta teknologi sederhana.

2.  Menganalisis mengenai kependudukan berdasarkan struktur permasalahan yang muncul pengangguran dan jenisnya berdasarkan aspek distribusi dan perpindahan atau migrasi.
Bangsa Indonesia mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan sehat dan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi, nilai-nilai keadilan, kepentingan sosial, kulitas hidup, dan pembangunan yang berwawasan lingkungan yang berkelanjutan sehingga terjamin kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja, perlindungan hak-hak konsumen serta perlakuan adil bagi seluruh masyarakat. Sistem kerakyatan yang dibangun adalah sistem yang memungkinkan seluruh potensi masyarakat, baik sebagai konsumen, sebagai pengusaha, maupun tenaga kerja, tanpa membedakan suku, agama, dan jenis kelamin mendapat kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam meningkatkan taraf hidupnya dalam berbagai kegiatan ekonomi.
Komposisi penduduk adalah dimana suatu Negara yang mempunyai wilayah yang luas dan memiliki banyak penduduk didalam satu Negara tersebut, dari banyaknya penduduk tersebut akan dikelompokan berdasarkan kriteria tertentu. Struktur penduduk di suatu wilayah dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu:
        biologis yang meliputi jenis kelamin dan umur
        sosial yang meliputi status perkawinan dan pendidikan
        ekonomi yang meliputi status pekerjaan, lapangan pekerjaan, pendapatan, pengeluaran.
        rumah tangga yang meliputi jumlah anak, ukuran keluarga, hubungan dengan kepala rumah tangga
        budaya yang meliputi agama, bahasa dan suku bangsa.
Migrasi  merupakan  suatu  proses  yang  secara  selektif  mempengaruhi  setiap individu  dengan  ciri-ciri  ekonomi,  sosial,  pendidikan  dan  demografi  tertentu,  maka segenap pengaruhnya secara relatif terhadap faktor-faktor ekonomi maupun non ekonomi dari masing-masing individu tentu akan bervariasi.
Mobilitas penduduk  yang terjadi  karena  migrasi spontan, biasanya  lebih karena alasan  ekonomi. Perbedaan  karakteristik  wilayah  /  negara  menunjukkan  hubungan  yang positif  atas  terjadinya  perpindahan  penduduk  atau  migrasi. Semakin maju suatu wilayah,  akan  semakin  menarik  bagi  para  pendatang  yang  memberi  kontribusi  positif bagi  peningkatan  aksesibilitas  sosial  ekonomi,  sebaliknya,  semakin  tertinggal  suatu daerah dalam aspek ekonomi, dapat dijadikan salah satu pendorong bagi penduduk untuk pindah  ke  daerah  lain,  utamanya  pada  kelompok  usia  tertentu  guna  mencari  peluang kerja.
Ilustrasi  di  Asia  Tenggara,  misalnya  negara  Malaysia,  sebagai  negara  yang petumbuhan  ekonominya  relatif  pesat  di  antara  negara-negara  sekitarnya,  meski memberlakukan  regulasi  bagi  pendatang  secara  ketat,  tetap  saja  menjadi  ‘primadona’ tujuan  dalam  mencari  kesempatan  kerja  bagi  kaum  migrasi  khususnya  dari  Indonesia sebagai TKI bahkan dengan cara ilegal sekali pun.
Berbicara mengenai migrasi, migrasi akan berdampak terhadap pengangguran, banyak penduduk indonesia yang akan kehilangan pekerjaannya. Pengangguran yang berakibatkan oleh migrasi adalah pengangguran friksional biasanya bersifat sementara, karena tenaga kerja yang bersangkutan belum menemukan pekerjaan yang sesuai dengan bidang atau keahliannya. Pengangguran ini terjadi sebagai akibat pindahnya seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain.
Dalam pengangguran ini tidak ada penanggulangan secara khusus, karena jalan keluar untuk mengurangi pengangguran ini adalah dengan meningkatkan kesempatan kerja berbagai macam bidang usaha.

Referensi :
Raharja, pratama & Mandala Manurung.2004.PengantarIlmuEkonomi.Jakarta:FakultasEkonomiUniversitasIndonesia